Kamis, 28 Februari 2013

Hindari Jebakan Rutinitas Berumah Tangga

Oleh : Cahyadi Takariawan

 

ilustrasi - http://www.epa.gov


Tata kembali rumah anda. Dengan barang-barang dan perabotan yang sama, kita bisa memberikan nuansa yang berbeda untuk keindahan rumah. Ruang keluarga bisa ditata ulang penempatan barang-barangnya, ruang tamu ditata ulang penempatan kursinya. Dimana meletakkan televisi, dimana meletakkan komputer, dimana meletakkan rak buku, semua bisa ditata ulang, sehingga akan menghadirkan suasana yang baru di rumah yang lama.

 *********************************************************************************************************
Anda pasti sudah sangat sering membaca kisah tentang pembelah kayu berikut ini. Dahulu kala, seorang lelaki yang memiliki fisik kuat melamar pekerjaan ke sebuah pabrik pengolahan kayu. Ia diterima sebagai tukang pembelah kayu dan mendapatkan bayaran sesuai keinginan. Ia pun sangat bergembira dan bersemangat, karena bayaran yang didapatkan cukup besar dan sangat berarti baginya.
Pimpinan pabrik memberi ia gergaji dan menunjukkan batang kayu yang harus  dibelah. Pada hari pertama bekerja ia bisa membelah 21 batang kayu. “Hebat ! Kamu mampu membelah 21 batang kayu. Jika kamu bisa mempertahankan, nanti di akhir pekan kamu akan mendapatkan bonus,” kata pimpinan.
Mendengar janji bonus, lelaki itu semakin bersemangat bekerja. Namun pada hari kedua kerja, ia hanya bisa membelah 19 batang kayu. Hari ketiga ia berusaha semakin keras, namun hanya bisa membelah 17 batang. Hari keempat prestasinya turun lagi, ia hanya mampu membelah 15 batang. Hari demi hari semakin sedikit batang kayu yang bisa ia belah.
“Mengapa aku bisa kehilangan prestasi? Padahal tubuhku sangat kuat,” pikir pembelah kayu. Ia pun menemui pimpinan dan meminta maaf atas kinerjanya yang semakin menurun. Ia tidak tahu apa yang terjadi.
“Kapan terakhir kali kamu mengasah gergajimu?” tanya pimpinan.
“Mengasah gergaji? Saya tak punya waktu untuk mengasah kapak. Saya sibuk membalah kayu dan tidak berpikir untuk mengasahnya….”
“Berhentilah sejenak. Asah gergajimu, dan kamu nanti akan mendapatkan hasil yang semakin baik”, kata pimpinan.
Kisah di atas memang sangat inspiratif. Jebakan rutinitas bisa membuat kita kehilangan kemampuan berprestasi. Bekerja membelah batang-batang kayu membuat jenuh, gergaji menjadi tumpul, dan prestasi kerja pun cenderung menurun. Maka harus ada waktu untuk berhenti sejenak, mengasah gergaji, istirahat dari rutinititas, dan mengumnpulkan kembali semangat serta tenaga.
Kita semua memerlukan jeda, untuk merenung, berpikir, berkontemplasi, dan mengambil energi baru dalam kehidupan. Jika tidak menyempatkan waktu untuk mengasah “gergaji” kita, justru akan membuat kita menjadi tumpul, jenuh dan kehilangan kemampuan untuk mengukir prestasi.
Jebakan Rutinitas Berumah Tangga
Dalam kehidupan berumah tangga, sangat banyak jebakan rutinitas di dalamnya. Menjadi suami, seringkali hanya melakoni rutinitas kehidupan keseharian. Bangun pagi, membaca koran, sarapan, berangkat kerja, makan siang, pulang kerja, makan malam, tidur, dan begitu seterusnya. Mengerjakan hal-hal sama yang berulang setiap hari.
Menjadi isteri juga melakoni rutinitas yang menjenuhkan. Bangun pagi, menyiapkan sarapan, mengurus keperluan anak berangkat sekolah, bekerja, menemani anak belajar di rumah, tidur, dan begitulah yang selalu terjadi setiap hari. Mengerjakan hal-hal sama setiap hari, sehingga tidak ubahnya menjadi mesin yang mekanis.
Ketika suami dan isteri berada dalam situasi meknistik setiap hari, karena mengerjakan rutinitas yang membosankan, akan mudah memunculkan kejenuhan. Cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri semakin lama bisa semakin meredup, tergilas oleh jebakan rutinitas keseharian. Kehangatan hubungan suami dan isteri, perlahan bisa mengalami kejenuhan dan kejumudan.
Perhatikan, betapa banyak hal-hal yang bisa menjebak kita untuk mengalami kejenuhan. Rumah tidak berubah, sejak sepuluh tahun terakhir tidak ada renovasi sama sekali. Tidak ada pembaruan cat, tidak ada perubahan tata letak barang-barang, tidak ada perubahan fungsi ruang. Dari dulu sejak pertama kali menempati rumah, semua serba tetap. Kamar tidur, ruang tamu, ruang keluarga, semua tetap seperti sedia kala. Masuk rumah selalu melihat hal yang sama.
Berhenti Sejenak, Hangatkan Cinta
Ambil waktu liburan bersama, misalnya saat anak-anak libur sekolah. Liburan tidak selalu harus melakukan perjalanan jauh ke tempat wisata. Apalagi ketika kondisi ekonomi sedang tidak mendukung. Cukuplah liburan di rumah saja, untuk menata ulang seluruh bagian ruangan. Bicarakan bersama bagaimana penataan ruang, penataan barang-barang, pembaruan cat, pilihan warna cat untuk bagian depan rumah, untuk bagian ruang keluarga, untuk kamar tidur, dan lain sebagainya.
Tata kembali rumah anda. Dengan barang-barang dan perabotan yang sama, kita bisa memberikan nuansa yang berbeda untuk keindahan rumah. Kamar tidur bisa ditukar, kamar tidur anak-anak dipindah ke kamar tidur orang tua, sementara orang tua menempati kamar tidur tamu. Ruang keluarga bisa ditata ulang penempatan barang-barangnya, ruang tamu ditata ulang penempatan kursinya, dan lain sebagainya. Dimana meletakkan televisi, dimana meletakkan komputer, dimana meletakkan rak buku, semua bisa ditata ulang, sehingga akan menghadirkan suasana yang baru di rumah yang lama.
Saya termasuk orang yang senang memindah-mindah barang, membuat perubahan fungsi ruang, dan menata ulang semua ruangan. Di rumah yang sama, suasananya sering berbeda-beda. Tetangga yang sering membantu saya dalam angkat-angkat barang saat memindah tempat, berkomentar penuh keheranan. “Saya sudah mengangkat almari ini puluhan kali”, katanya.
Ketika saya mengubah posisi almari dan perabotan rumah lainnya, sekaligus bisa membersihkan semua bagian yang jarang disapu karena tertutup perabotan. Dengan demikian, selain membuat suasana yang berbeda, sekaligus membersihkan semua bagian ruangan. Saya bisa menghabiskan waktu empat hari berturut-turut untuk menata ulang dan membersihkan semua bagian ruangan. Memang memerlukan tenaga ekstra, namun hasilnya sangat memuaskan. Tampak suasana baru di rumah yang lama.
Jangan lupa, libatkan semua anggota keluarga dalam menata rumah, sehingga sekaligus menjadi kegiatan liburan yang mengasyikkan bagi mereka. Kadang ketika memindah-mindah barang, mereka menemukan berbagai permainan atau perlengkapan sekolah yang dulu dianggap hilang. Mereka akhirnya asyik bermain dengan permainan lama yang ditemukan kembali di bawah almari atau di bawah bed tempat tidur.
Ini hanyalah contoh sederhana menghindarkan diri dari jebakan rutinitas yang menjenuhkan. Berhenti sejenak, tata ulang rumah anda. Disana anda akan mendapatkan kehangatan cinta.

Senin, 25 Februari 2013

Hati hati dengan Cermin 2 Arah di Toilet

INFO PENTING BUAT PARA WANITA..... BAGI YG BUKAN, SAMPAIKAN KE SIAPA SAJA, YANG PENTING WANITA.

Ketika anda masuk ke toilet umum, kamar hotel, fitting room, resto, salon, spa dll, kebanyakan dari anda yakin bhw cermin yg menggantung di dinding kelihatannya spt cermin biasa... Tp sesungguhnya itu memang benar-benar cermin BIASA, atau itu cermin 2 ARAH (orang di belakang cermin itu bisa melihat anda, dan anda tdk dpt melihat mrk), spt cermin pd ruang interogasi kantor polisi yg sering kita saksikan di film.
Bnyk kasus di mana org iseng memasang cermin 2 ARAH di dlm ruang ganti pakaian wanita atau di toilet wanita, terkadang ini ulah nakal OKNUM di situ tnpa sepengetahuan pemilik toko / resto / hotel / salon / spa.
Sangat sulit mengidentifikasi permukaannya hanya dgn melihatnya saja. Bagaimana menentukan dgn pasti apakah cermin itu adlh cermin BIASA atau cermin 2 ARAH..??

LAKUKAN TEST SEDERHANA or TEST KUKU JARI... Caranya, letakkan ujung kuku anda di atas permukaan cermin :
Jika ADA jarak (gap) antara kuku dan bayangan kuku anda di cermin... bsa dikatakan itu adalah cermin BIASA... Aman!
Jika TIDAK ADA jarak (gap), artinya kuku anda lngsung menyentuh bayangan kuku anda di cermin itu adlh cermin 2 ARAH... Sebaiknya Segera Tinggalkan ruangan itu!
Ini cara sederhana tp efektif, anda bsa menyelamatkan diri anda , anak gadis anda, teman wanita anda dari 'perkosaan visual'.
Bnyk wanita tdk menyadari tlh menjadi korban, ingat kasus bbrp thn lalu sekelompok artis direkam aktivitasnya di sebuah toilet studio photo.
Meski anda bukan artis, hal ini tetap dpt menjadi alat PEMERASAN dll, teknologi skrg memudahkan mrk beraksi merekam aktivitas pribadi anda di toilet... dgn HP seharga 500 ribu...!! Bayangkan kalau itu di-upload di internet via Facebook, Twitter dll. Ingatlah selalu.. setiap kali anda melihat cermin di tempat umum tadi... lakukan TEST KUKU JARI...!!

Detil info http://forpiko.com/berita-574-warning-hatihati-terhadap-cermin-2-arah-di-toilet-umum-dan-hotel-.html#.USWVCKUXH5Z
By: Riyan Ai

Selasa, 05 Februari 2013

Kevin Carter Fotografi Yang Bunuh Diri Setelah Menerima Penghargaan


Penghargaan tertinggi bidang fotografi jurnalistik "Pulitzer Prize" pada tahun 1994, jatuh pada foto seorang gadis yang menangis kelaparan dan berusaha merangkak kelelahan menuju camp pengungsian PBB yang berjarak 1 kilometer dari tempatnya. Ia tanpa pakaian, kurus dengan tulang menonjol dimana-mana, sementara di belakangnya ada burung pemakan bangkai yang sudah mencium 'bau kematian' gadis kecil tersebut.
Foto tersebut diambil di Sudan, Afrika Utara pada Maret 1993, oleh seorang wartawan bernama Kevin Carter, yang mendengar suara tangis anak tersebut. Ia sempat menunggu selama 20 menit supaya burung pemakan bangkai itu pergi, tetapi akhirnya mengambil foto gadis itu karena burung tersebut tidak juga meninggalkan gadis tersebut. Kemudian ia meninggalkannya.
Begitu foto tersebut dipublikasikan oleh harian "New York Times", redaksi menerima begitu banyak telepon menanyakan kabar gadis itu:
"Apakah dia tewas?"
"Apakah dia bisa sampai ke camp/food-center PBB?"
"Apakah dia dimakan burung pemakan bangkai?"
"Bagaimana saya bisa menolong gadis tersebut?", dan...
"Mengapa Kevin tidak segera menolong anak itu?!"
Dua bulan setelah menerima penghargaan bergengsi tersebut, Kevin mati bunuh diri karena dihantui pemandangan tersebut. Mungkin dia menyesal, tidak menolong anak kelaparan tersebut.
Teman-teman. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Mari, selagi masih ada kesempatan berbuat baik, kita berbuat baik dengan tidak jemu-jemu. Jangan sampai kita menyesali diri karena kesempatan berbuat baik itu sudah tertutup.