Kekayaan Suvarnadvipa yang juga disebut Suvarna¬bhumi (bumi emas)
tercermin ketika 600.000 biji emas yang disumbangkan maha-raja Palembang
demi pembangunan kuil Tao di Kanton pada tahun 1079 (Wolters, 1970:15).
Ahli geologi Belanda mencatat adanya 42 tambang emas di sekitar Kerinci
yang dikerjakan secara tradisional dan mencapai kedalaman sampai 60
meter
(Miksic, 1985:452). Tanah Datar di
Sumatra Barat juga dikenal sebagai daerah penghasil emas, sementara
sumber emas di Rejang-Lebong di zaman dahulu tidak ditambang melainkan
didulang (Prodolliet dan Znoj, 1992:58).
Adityawarman menyebut
dirinya Kanakamedinindra – “Penguasa Tanah Emas", dan malahan seluruh
Sumatra dikenal di India sebagai Suvarnadvipa (pulau emas). Sumber emas
di Sumatra terdapat di sepanjang Bukit Barisan, dan terutama di
Minangkabau, Kerinci, serta di Lebong.
Kerinci sudah lama
dikenal sebagai daerah penghasil emas sehingga Valentijn menyebut
Kerinci di 1726 sebagai penghasil emas terutama di Sumatra.
Demikian pula Pulau Simeuleu Aceh yang konon memiliki cadangan minyak
bumi melebihi cadangan minyak bumi Arab Saudi, di samping memiliki
kekayaan alam mineral lainnya.
Benarkah? Kalau memang benar kenapa tidak ada upaya2 masif dari RI untuk memanfaatkan sumber2 kekayaan di bumi sumatra?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar