Add caption |
Kenapa UANG Disebut Juga DUIT
Dalam bahasa kita sehari-hari tentu sering menyebutkan uang dengan kata duit, dan semua orang sudah tahu artinya bahwa duit itu adalah uang. Ternyata, kata duit itu bukan berasal dari bahasa Indonesia lho, tetapi dari bahasa Belanda. Sobat penasaran? Baca terus artikel ini sampai selesai.
Penggunaan kata duit sudah sangat biasa digunakan dalam percakapan kita sehari-hari. Bahkan banyak orang yang lebih sering menggunakan kata duit dalam menyebutkan uang. Misalnya ketika orang bertanya tentang harga sebuah barang, seringkali mereka bertanya dengan cara seperti ini “harganya berapa duit bang?”. Sebenarnya kata duit bukanlah bahasa Indonesia yang baku, namun kata ini sudah sangat sering digunakan sehari-hari oleh sebagian besar masyarakat kita. Lalu darimana sih asal-usul istilah duit ?
Sejarah penggunaan kata duit di Indonesia bermula ketika negara kita masih dalam penjajahan bangsa Belanda. Duit adalah penyebutan untuk pecahan uang koin orang Belanda. Mata uang Belanda adalah Gulden, dan uang 1 Gulden nilainya sama dengan 160 duit. Duit adalah koin Belanda senilai 2 penning, dengan 8 duit sama dengan 1 kelip. Ini tidak ada bedanya dengan uang di jaman sekarang, misalnya uang ratusan atau ribuan. Sederhananya seperti ini, uang 10 ratus rupiah (uang seratus rupiah sebanyak 10 buah) adalah sama nilainya dengan 1 ribu rupiah atau seribu rupiah. Sedangakan uang 1000 rupiah sebanyak 100 lembar disebut dengan seratus ribu rupiah, dan seterusnya.
Ketika itu, negara kita Indonesia masih dalam jajahan bangsa Belanda, sehingga istilah “duit” sangat sering digunakan oleh orang Indonesia. Selain itu, mata uang Indonesia pada waktu itu belum ada dan menggunakan mata uang Belanda. Nah, ketika bangsa kita merdeka dari jajahan Belanda dan mereka telah pulang ke negaranya, ternyata masih banyak “warisan” yang mereka tinggalkan di negara kita, dan salah satunya adalah istilah “duit” yang hingga saat ini masih digunakan. Negara lain yang menggunakan istilah duit adalah negara Malaysia.
Apakah HEPENG singkatan dari HEBAT PENGARUH ???...
HEPENG (UANG atau DUIT)
Uang dalam bahasa Batak secara umum disebut “hepeng.” Contoh kalimat: Ndang adong hepeng = tidak punya uang. Bisa jadi kata "hepeng" berasal dari "kepeng", mata uang zaman dulu yang tengahnya berlubang dan bertuliskan serta berasal dari daratan Cina Kuno.
Di wilayah Batak tertentu (beberapa di Samosir), hepeng disebut “hupang.” Selain itu dalam bahasa Batak kuno, terutama pada “andung-andung,”* disebut sihumisik. (Asal kata: hisik=mengguncang-guncang pundi-pundi atau menggemerincingkan uang pada pundi-pundi --tempat menyimpan uang--).
Yang berkaitan dengan jenis-jenis hepeng, yaitu:
Ringgit=mata uang perak atau ringgit sitio soara (ringgit bersuara nyaring).
Benggol=mata uang logam yang berlubang tengahnya.
Tidak diketahui sejak kapan mata uang berlaku di Tanah Batak, dan mata uang seperti apa yang digunakan. Akhir 1700-an, William Marsden**, mendeskripsikan bahwa transaksi perdagangan pedagang dari pelosok Batak di pasar (onan)*** dilakukan dengan barter (tukar-menukar) komoditi. Terkadang dengan media cincin kawat dari kuningan, manik-manik atau garam. Untuk ukuran garam digunakan solup.****
Tolok ukur kekayaan (hamoraon) atau kemakmuran (maduma) secara duniawi pada masyarakat Batak kuno adalah "hasil pertanian yang berlimpah ruah dan kepemilikan banyak ternak yang beranak pinak"***** bukan "hepeng."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar