Tim ilmuwan Inggris menemukan obat yang sudah ada dapat secara signifikan meningkatkan peluang bertahan hidup setelah pasien terkena gigitan ular. Obat ini sudah berhasil diuji coba pada hewan. Tim tersebut telah menunjukkan bahwa penggunaan kembali obat yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan merkuri ini adalah terapi oral yang efektif untuk pengobatan gigitan ular hemotoksik tertentu.
Zat aktif yang ingin digunakan tim peneliti dari Liverpool melawan gigitan ular disebut dimercaprol. Sejauh ini, turunan obat itu yang disebut asam 2,3-Dimercapto-1-propanesulfonic (DPMS) digunakan untuk pasien-pasien yang mengalami keracunan logam berat arsenik, merkuri atau timbal, misalnya.
Sekarang, penelitian baru menunjukkan dua bahan aktif juga bisa membantu melindungi orang yang yang terpapar racun ular. Ahli biokimia dan biologi molekuler Laura Oana-Albulescu, dan timnya para periset di Liverpool School of Tropical Medicine (LSTM) telah mencari bahan aktif yang mengikat ion logam yang bekerja di dalam tubuh bersama dengan racun ular.