Senin, 11 Juni 2012

Sumatra Pulau Emas > Kerajaan Dharmasraya




    Kekayaan Suvarnadvipa yang juga disebut Suvarna¬bhumi (bumi emas) tercermin ketika 600.000 biji emas yang disumbangkan maha-raja Palembang demi pembangunan kuil Tao di Kanton pada tahun 1079 (Wolters, 1970:15).
    Ahli geologi Belanda mencatat adanya 42 tambang emas di sekitar Kerinci yang dikerjakan secara tradisional dan mencapai kedalaman sampai 60 meter (Miksic, 1985:452). Tanah Datar di Sumatra Barat juga dikenal sebagai daerah penghasil emas, sementara sumber emas di Rejang-Lebong di zaman dahulu tidak ditambang melainkan didulang (Prodolliet dan Znoj, 1992:58).
    Adityawarman menyebut dirinya Kanakamedinindra – “Penguasa Tanah Emas", dan malahan seluruh Sumatra dikenal di India sebagai Suvarnadvipa (pulau emas). Sumber emas di Sumatra terdapat di sepanjang Bukit Barisan, dan terutama di Minangkabau, Kerinci, serta di Lebong.
    Kerinci sudah lama dikenal sebagai daerah penghasil emas sehingga Valentijn menyebut Kerinci di 1726 sebagai penghasil emas terutama di Sumatra.
    Demikian pula Pulau Simeuleu Aceh yang konon memiliki cadangan minyak bumi melebihi cadangan minyak bumi Arab Saudi, di samping memiliki kekayaan alam mineral lainnya.
    Benarkah? Kalau memang benar kenapa tidak ada upaya2 masif dari RI untuk memanfaatkan sumber2 kekayaan di bumi sumatra?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar