Senin, 23 Desember 2013

`Pembersihan`, Tentara Korut Buru Keluarga Paman Kim Jong-un


Eksekusi mati terhadap Jang Song-Thaek, pamannya sendiri, belum dirasa cukup bagi Kim Jong-un. Penguasa muda Korea Utara itu memerintahkan tentaranya memburu dan menangkap ratusan kerabat sang paman.
Jang sebelumnya dieksekusi mati dengan cara ditembak pada 12 Desember 2013, atas tuduhan merencanakan penggulingan pemerintah.
Laporan yang bocor dari negeri paling tertutup di dunia itu menyebut, sehari setelah eksekusi, pasukan Kementerian Negara mengepung area Pyongchong di Pyongyang dan menangkap ratusan orang.

Di Korut, keluarga dari orang yang dinyatakan bersalah melakukan tindakan kriminal kerap ikut dihukum. Meski mereka tak ada sangkut pautnya dengan perbuatan terpidana.
Dalam kasus ini, diyakini, anggota keluarga Jang dibawa ke kamp tahanan politik.
Menurut The Sunday Telegraph, seorang sumber kepada media Daily NK -- yang dioperasikan oleh para pembangkang rezim Korut, bahkan kerabat Jang yang tinggal jauh dari ibukota Pyongyang juga tak aman dari 'pembersihan'.
Tak hanya keluarga dekat, kerabat jauh juga ikut ditahan. Termasuk di antaranya kerabat dari ayah Jang Song-Thaek.
Sebelumnya, Jang Song-Thaek yang merupakan mentor Kim Jong-un dikenai 24 dakwaan. Termasuk di antaranya menyalahgunakan kekuasaan dan 'memimpikan hal berbeda' dengan rezim.
Eksekusi mati terhadap Jang tak hanya menandai pergolakan politik terbesar di Korut, tapi juga mengejutkan dunia karena Jang selama ini dilihat sebagai orang dekat sang diktator.
Jang Song-Thaek adalah suami dari bibi Kim Jong-un, adik dari Kim Jong-il: Kim Kyong-hui. Hingga kini keberadaan sang tante tidak diketahui.
"Jang melakukan kejahatan 'anti-partai, kontra-revolusioner faksionalisme,' jadi tentu saja rezim bisa mengatakan bahwa keluarganya juga menantang sistem," demikian ujar sumber seperti dimuat Daily Mail, 22 Desember 2013. "Untuk alasan ini, hukuman berat menanti."
Dinasti Kim -- Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un -- telah memerintah negerinya dengan tangan besi selama lebih dari 6 dekade. Membuat rakyat Korut hidup terisolasi dari dunia luar.
Kabar penangkapan besar-besaran bertepatan dengan kedatangan mantan pemain basket profesional NBA, Dennis Rodman ke Korut.
Rodman yang mengaku sebagai 'sahabat' Kim Jong-un mengaku tak bertemu dengan penguasa belia itu dalam kunjungannya.
Rodman menolak bicara soal politik. "Kau tahu, banyak orang ingin aku datang ke sini dan melakukan beberapa hal-hal khusus, tapi itu bukan urusanku," kata Rodman.
"Aku tidak mau berurusan dengan itu, aku bukan duta besar," kata dia seperti dimuat News.com.au, Senin (23/12/2013).

Misteri 'Lady Macbeth of Korea'
Hingga kini keberadaan Kim Kyong-hui belum diketahui pasca eksekusi mati suaminya. Tak seperti biasanya, Kyong-hui tak tampil dalam acara resmi kenegaraan, berdiri atau duduk di dekat Kim Jong-un.
Sebelumnya, Kim Kyong-hui seringkali menjadi satu-satunya wajah perempuan dalam foto jajaran pejabat tinggi, petinggi partai, dan para jenderal militer, dianggap berjasa mengubah keponakannya menjadi figur penting dengan reputasi pintar menyusun taktik militer dan mampu mengatasi krisis internasional.
Kim Kyong-hui yang sering digambarkan sebagai "Lady Macbeth of Korea" dan wanita paling kuat di Asia adalah putri Presiden Abadi Kim Il-sung, juga menjadi pemimpin Departemen Organisasi dan Pengarah Partai. Ia adalah adik kandung Kim Jong-il, dengan pangkat jenderal bintang empat.
Nyonya Kim, yang menjadi figur penting dalam keluarga besarnya selama empat dekade, bersama suaminya, Jang Song-Thaek, dipilih Kim Jong-il untuk melakukan konsolidasi untuk mendukung kekuasaan putranya itu. Untuk mempertahankan dinasti. Demikian dilaporkan media Inggris Telegraph. (Ein/Yus)

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar